Tips Ibu Hebat

Saturday 4 October 2014

Allah Lebih Tahu yang terbaik bagi kita

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?"

Bunda,,mungkin sering kan denger atau baca kutipan kalimat di atas? Yup...kalimat tersebut adalah kutipan ayat Al-qur'an, tepatnya di surah Ar-Rahman, surat yang menggambarkan bahwa betapa Allah telah memberikan nikmat yang begitu banyak kepada kita. Lalu, "nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?" sehingga seringkali kita kurang/tidak mau bersyukur kepada-Nya.

Seringkali atau bahkan hampir setiap saat kita mengeluh. Mulai dari hal-hal sepele hingga hal-hal besar dalam hidup. Mulai dari kondisi fisik kita, keluarga, pekerjaan, cuaca,dll. Kita sering merasa, Allah tidak adil pada kita, saat kita menginginkan sesuatu, namun tak kunjung didapat. Apalagi, jika ada orang lain yang tiba-tiba mendapatkan yang kita impikan. Apalagi jika kita telah berusaha mati-matian, tapi belum berhasil. Disisi lain,orang lain yang tidak terlalu menginginkan malah dengan mudahnya meraihnya. Nah, disaat itulah, serta merta kita beranggapan bahwa kita pantas mengeluh, kita kesal pada Tuhan bahkan menganggap Tuhan tak lagi sayang pada kita (na'udzubillah).

Padahal,,Allah telah mengingatkan kita untuk selalu bersyukur. BERSYUKUR. Dan tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Bahkan dalam surah tersebut, Allah mengulang ayat tersebut sebanyak 31 kali dari total 78 ayat, hampir separo surat dengan kalimat yang sama! Wow!! Itu berarti hampir separo hidup kita seharusnya untuk bersyukur kan?( karena tiap helaan nafas yang menandakan kita hidup adalah nikmat). Lalu masihkah kita pantas untuk tidak bersyukur?

Ya,,memang idealnya seperti itu, bahwa setiap hari, setiap jam, menit detik, kita harus bersyukur. Namun, sebagai manusia, karena sangat terbatasnya iman dan pengetahuan sehingga seringkali kita melupakannya. Tidak berfokus pada apa yang telah kita terima, namun hanya pada apa yang kita minta.

Padahal jika kita mau merenung, ternyata Allah lebih tahu yang kita butuhkan!

Misalnya,,ketika saya sering mengeluh, bekerja, tapi tidak pernah diperhatikan. Benar atau salahpun tak ada bedanya. Yang penting kerja, dan pekerjaan selesai. Lalu Allah pun menolong saya. Memberikan ujian dan pembelajaran yang sangat berharga bagi saya dalam pekerjaan di akhir tahun yang lalu. Dan karena hal tersebut, akhirnya semua mulai memperhatikan. Tidak hanya pimpinan, rekan yang biasanya acuh pun mulai berubah. Kami seperti terbangun dari tidur panjang yang melenakan. Dinas yang biasanya ala kadarnya, juga mulai memperhatikan.

Namun, ternyata ujian tersebut terasa sangat berat bagi saya. Saya merasa sangat lemah! Trauma dari kejadian tersebut, sungguh mengkerdilkan nyali. Hampir-hampir terbesit untuk berhenti dari pekerjaan. Namun, Allah punya cara lain. Selang sebulan, saya diuji lagi. Ayah saya sakit stroke, akibat penyakit DM yang telah lama beliau derita. Awalnya, saya bertanya " ujian apalagi ini ya Allah", tapi sekarang saya sadar. Bahwa mungkin hal tersebut mengingatkan pada saya, bahwa, pekerjaan yang gagal bukanlah segalanya. Banyak hal lain dalam hidup kita. Dan sementara, hilanglah memori dan trauma saya dengan kejadian sebelumnya.

(Sementara sudah dulu,,insyaallaah disambung lagi...ada pasien datang! Hehe)
# salam senyum, dan jangan lupa syukur ya,,atas nikmat hari ini...



No comments:

Post a Comment